Pola kalimat
Kata kerja bentuk kamus / bentuk nai + tokoro datta
Penggunaan “tokoro datta”
Pola “tokoro datta” dalam bahasa Jepang digunakan untuk menyatakan suatu hal yang dirasa hampir terjadi atau kemungkinan besar terjadi sedikit lagi, tetapi ternyata bisa dihindari atau ternyata akhirnya tidak terjadi. Perlu diketahui bahwa pola “tokoro datta” bisa digunakan untuk situasi buruk atau situasi baik yang hampir terjadi. Oleh karena itu, dalam bahasa Indonesia, pola ini dapat diartikan “hampir”.
Untuk bentuk sopannya, hanya perlu mengganti “datta” menjadi “deshita”. Tata bahasa ini sering diungkapkan menggunakan kata seperti “mou sukoshi de”, “ato sukoshi de”, atau “ayauku” yang dalam bahasa Indonesia berarti “sedikit lagi” atau bisa juga diartikan “hampir”.
Contoh kalimat
Hal buruk yang akhirnya tidak terjadi
Kesa, mou sukoshi de densha ni noriokureru tokoro datta.
今朝、もう少しで電車に乗り遅れるところだった。
→ Tadi pagi, (saya) hampir terlambat naik kereta sedikit lagi.
Hontu ni abunakatta. Mou sukoshi de kuruma ni hikareru tokoro datta.
本当に危なかった。もう少しで車にひかれるところだった。
→ Sungguh berbahaya. (Saya) hampir ditabrak mobil sedikit lagi.
Ano sagishi ni okane wo torareru tokoro datta.
あの詐欺師にお金を取られるところだった。
→ Uang (saya) hampir diambil oleh penipu itu.
Hal baik yang akhirnya tidak terjadi
Mou sukoshi de kansei suru tokoro datta noni, kekkyoku dekinakatta.
もう少しで完成するところだったのに、結局できなかった。
→ Padahal sedikit lagi hampir bisa jadi/sempurna, tetapi pada akhirnya tidak bisa.
Shukudai ga owaru tokoro datta noni, haha ni kaimono ni itte kudasai to iwareta.
宿題が終わるところだったのに、母に買い物に行ってくださいと言われた。
→ Padahal tugas hampir selesai, tetapi disuruh ibu pergi berbelanja.
Maniau tokoro datta noni, densha ga isshun ugokanakatta kara maniawanakatta.
間に合うところだったのに、電車が一瞬動かなかったから間に合わなかった。
→ Padahal hampir keburu, tetapi karena kereta berhenti sebentar akhirnya tidak keburu.