Pola kalimat “kiri” merupakan pola kalimat bahasa Jepang yang termasuk ke dalam JLPT N3, yang digunakan untuk menyatakan suatu hal atau tindakan yang hanya terbatas pada yang disebutkan saja, tidak ada hal atau tindakan lainnya selain itu. Oleh karena itu pola ini bisa diterjemahkan menjadi “hanya”. Akan tetapi, bergantung pada polanya, seperti “ta kiri” memilki makna yang sedikit berbeda. Berdasarkan pada polanya, fungsi pola “kiri” dapat dijelaskan seperti berikut:
Pola kalimat yang digunakan untuk fungsi yang menyatakan “hanya” adalah: kata benda + kiri. Pola ini digunakan biasanya pada hitungan yang sangat kecil seperti hitori (satu orang) ippai (satu gelas) dan lain-lain. Selain itu bisa juga menggunakan kata tunjuk seperti kore, sore, are. Pola ini menekankan dengan kuat selain jumlah yang disebutkan itu tidak ada lagi yang lainnya.
Dalam bahasa Indonesia, bisa ditekankan dengan menggabungkan penggunaan kata hanya dan saja. Contohnya: hitorikkiri (hanya satu orang saja).
Pola kalimat yang digunakan untuk fungsi yang menyatakan “terus-menerus” ini adalah: kata kerja bentuk kepala masu + kiri. Pola ini digunakan untuk menyatakan sebuah tindakan atau perbuatan yang terus-menerus tetap dilakukan tanpa digantikan atau terpotong oleh tindakan lainnya.
Kata kerja yang digunakan untuk fungsi ini sangat terbatas, tidak semua kata kerja dapat digunakan.
Pola kalimat yang digunakan untuk fungsi yang menyatakan “semenjak” adalah: kata kerja bentuk lampau + kiri. Pola kalimat ini menekankan bahwa setelah sebuah peristiwa atau tindakan terjadi, peristiwa yang sama tidak atau belum terjadi lagi sampai sekarang. Pada kondisi tertentu, seperti rentang waktu yang lama, pola ini seakan menegaskan bahwa peristiwa yang telah terjadi itu menjadi pertama dan terakhir.
Biasanya akhir kalimatnya negatif, tetapi ada juga yang berakhiran positif. Umumnya kalimat yang berakhiran positif menampilkan kondisi yang stagnan atau tidak ada perubahan.