Tata bahasa “to itte mo” digunakan untuk menyatakan bahwa walaupun fakta yang dikatakan itu benar, tetapi fakta tersebut tidak seperti yang dibayangkan oleh kebanyakan orang atau berbeda dari yang diharapkan.
Pola “to itte mo” merupakan gabungan dari pola “to iu” yang artinya “disebut”/ “dikatakan” dan pola kalimat “temo” yang artinya “walaupun”. Sehingga jika dilihat dari asal pola kalimatnya, tata bahasa ini memiliki arti “walaupun dikatakan~, tetapi sebenarnya”.
Akan tetapi, dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan “walaupun~ tetapi sebenarnya”.
Contoh:
Kare wa shachou to itte mo okane ga nai.
Walaupun dia (dikatakan) direktur, tapi dia tidak punya uang.
Fakta bahwa dia seorang direktur adalah benar. Umumnya kebannyakan orang akan membayangkan seorang direktur memiliki banyak uang. Akan tetapi, pada pola “to itte mo” ini, kenyataan itu tidak seperti yang diharapkan/ bayangkan.