Pola kalimat
- Kata benda / hitungan angka kecil + kiri
- Kata kerja bentuk kepala masu + kiri
- Kata kerja bentuk lampau + kiri
Pola kalimat “kiri” memiliki beberapa makna. Setiap pola kalimat memiliki maknanya masing-masing. Tidak semuanya bisa diterjemahkan menjadi “hanya”. Penjelasan lebih lengkapnya bisa dibaca di penggunaan “kiri”.
Dalam percakapan sehari-hari bentuk kiri juga bisa menjadi kkiri (っきり). Maknanya tidak ada perubahan, hanya kesannya menjadi lebih kasual.
Penggunaan “kiri”
Pola kalimat “kiri” merupakan pola kalimat bahasa Jepang yang termasuk ke dalam JLPT N3, yang digunakan untuk menyatakan suatu hal atau tindakan yang hanya terbatas pada yang disebutkan saja, tidak ada hal atau tindakan lainnya selain itu. Oleh karena itu pola ini bisa diterjemahkan menjadi “hanya”. Akan tetapi, bergantung pada polanya, seperti “ta kiri” memilki makna yang sedikit berbeda. Berdasarkan pada polanya, fungsi pola “kiri” dapat dijelaskan seperti berikut:
1. Hanya
Pola kalimat yang digunakan untuk fungsi yang menyatakan “hanya” adalah: kata benda + kiri. Pola ini digunakan biasanya pada hitungan yang sangat kecil seperti hitori (satu orang) ippai (satu gelas) dan lain-lain. Selain itu bisa juga menggunakan kata tunjuk seperti kore, sore, are. Pola ini menekankan dengan kuat selain jumlah yang disebutkan itu tidak ada lagi yang lainnya.
Dalam bahasa Indonesia, bisa ditekankan dengan menggabungkan penggunaan kata hanya dan saja. Contohnya: hitorikkiri (hanya satu orang saja).
2. Terus-menerus
Pola kalimat yang digunakan untuk fungsi yang menyatakan “terus-menerus” ini adalah: kata kerja bentuk kepala masu + kiri. Pola ini digunakan untuk menyatakan sebuah tindakan atau perbuatan yang terus-menerus tetap dilakukan tanpa digantikan atau terpotong oleh tindakan lainnya.
Kata kerja yang digunakan untuk fungsi ini sangat terbatas, tidak semua kata kerja dapat digunakan.
3. Semenjak
Pola kalimat yang digunakan untuk fungsi yang menyatakan “semenjak” adalah: kata kerja bentuk lampau + kiri. Pola kalimat ini menekankan bahwa setelah sebuah peristiwa atau tindakan terjadi, peristiwa yang sama tidak atau belum terjadi lagi sampai sekarang. Pada kondisi tertentu, seperti rentang waktu yang lama, pola ini seakan menegaskan bahwa peristiwa yang telah terjadi itu menjadi pertama dan terakhir.
Biasanya akhir kalimatnya negatif, tetapi ada juga yang berakhiran positif. Umumnya kalimat yang berakhiran positif menampilkan kondisi yang stagnan atau tidak ada perubahan.
Contoh kalimat
Hanya
Natsu yasumi no toki, imouto to futari kiri de yama wo nobotte kita.
夏休みのとき、妹と二人きりで山を登ってきた。
→ Saat liburan musim panas, aku dan adik perempuanku, kita hanya berdua saja mendaki gunung.
Ryokouchuu ni hareta no wa ichinichi kiri deshita.
旅行中に晴れたのは一日きりでした。
→ Saat wiasata, hari cerahnya hanya satu hari saja.
Terus-Menerus
Ano shachou wa itsumo buka ni nande mo makase kkiri ni shite iru.
あの社長はいつも部下になんでもまかせっきりにしている。
→ Direktur itu selalu terus-menerus menyerahkan segala pekerjaan pada bawahannya.
Gakkou de ijimerarete kara, kare wa heya ni komori kkiri da.
学校でいじめられてから、彼は部屋にこもりっきりだ。
→ Setelah dia (laki-laki) mendapatkan perundungan di sekolah, dia menjadi terus-menerus mengurung diri di kamar.
Semenjak
Kare to wakareta kiri, ikkai mo messeeji wo okutte nai.
彼と別れたきり、一回もメッセージを送ってない。
→ Semenjak putus dari dia (laki-laki), saya tidak pernah sekalipun mengiriminya pesan.
Chichi wa suisu e itta kiri, ichido mo kikoku shinai.
父はスイスへ行ったきり、一度も帰国しない。
→ Dari semenjak ayah pergi ke Swis, ayah tidak pernah lagi pulang ke tanah air satu kali pun.