Pola kalimat
- Kata kerja kasual + to wa kagiranai
- Kata sifat i + to wa kagiranai
- Kata sifat na (tanpa “na”) + da to wa kagiranai
- Kata benda + da to wa kagiranai
Penggunaan “to wa kagiranai”
Tata bahasa “to wa kagiranai” merupakan salah satu tata bahasa yang termasuk dalam JLPT N3, yang digunakan untuk menyatakan bahwa sebenarnya tidak semua hal yang dianggap wajar itu benar adanya atau pasti terjadi. Dengan kata lain, ungkapan ini merupakan suatu negasi (tetapi tidak sepenuhnya) dari suatu hal yang dianggap wajar, yang intinya bermakna “meski umumnya memang bisa dikatakan demikian, sebenarnya ada pengecualian juga”.
Jika diganti dengan bahasa Jepang yang lebih sederhana, ungkapan ini memiliki arti yang sama dengan “zenbu ga ~dewa nai”. Oleh karena itu, pola “to wa kagiranai” dalam bahasa Indonesia dapat diartikan “tidak selalu (benar bahwa)”, “tidak semuanya”, “belum tentu”, “bukan berarti” atau “bukan jaminan”.
Ungkapan “to wa kagiranai” ini banyak diungkapkan dengan kata “kanarazu/kanarazu shimo” (pasti, tetapi lebih halus daripada zettai), “zenbu” (semua), “itsumo” (selalu), “dare demo” (siapa pun), dan kata serupa lainnya.
“kanarazu shimo~nai” memiliki makna “tidak selalu/belum tentu”
Contoh kalimat
Se ga takai hito wa kanarazu moderu ni nareru to wa kagiranai.
背が高い人は必ずモデルになれるとは限らない。
→ Orang yang berbadan tinggi tidak semuanya bisa menjadi model.
Indonesia-jin wa nama mono wo taberareru to wa kagiranai.
インドネシア人は生ものを食べられるとは限らない。
→ Orang Indonesia tidak semuanya bisa makan makanan mentah.
Nihon de ninki na mono wa kanarazu kaigai de ureru to wa kagiranai.
日本で人気なものは必ず海外で売れるとは限らない。
→ Barang yang terkenal di Jepang belum tentu bisa terjual di luar negeri.